Minggu, 09 April 2017

Langit Sendu

hari ini hari ulang tahunku..
tapi aku merasa tidak ada yang spesial kali ini
bukan karena aku tidak bersyukur
kali ini suasana begitu beda
meski hari ini aku habiskan pergi keluar rumah
dan di akhiri ada surprise dadakan di rumah
tapi rasa itu tetap mengikuti
ya, rasa..... rasa sedih
sepanjang jalan hari ini
walaupun ada hiruk pikuk keramaian
air mata itu ingin menetes tanpa kenal tempat
aku belajar mengontrol agar tangisan itu tidak menjadi larut
tapi begitu bertemu seseorang, aku tidak bisa mengontrol emosiku
aku acuh menjawab pertanyaan dirinya
mataku tidak berani menatap lama matanya
hanya untuk mengontrol tangisanku
saat melihat pintu lift terbuka
ada empat bola mata yang ku jumpai dengan penglihatan samar-samar
tatapan ku kosong 
pikiranku terhenti
dan aku tidak dapat berbicara banyak saat itu
langit begitu sendu dalam hati ini saat perpisahan tiba
sebenarnya sendu itu sudah ada sejak tiga tahun silam
sempat pergi saat pelangi datang
namun sendu itu kembali saat bulan Februari lalu
dan puncaknya hari ini
apa yang telah jadi deretan pertanyaanku, jawabanku yang mengira-ngira, dan rasa takut yang membayangi
seiring waktu terjawab dengan sendirinya
dan feeling ku selalu benar
mungkin sebagian orang akan mengatakan "makanya jangan pakai perasaan"
tapi tidak bagiku..
feelingku lebih dulu tau sebelum aku mengetahuinya
aku sering kali mengabaikan feeling ku tsb
hanya karena memikirkan perasaan orang
bagaimana jika A sedih
bagaimana dengan B kalau aku sama A, apalagi kita sama-sama perempuan
bagaimana dengan hal lainnya
bagaimana jika ini itu 
semua rasa takutku aku tepis hanya untuk membahagiakan orang yang aku sayang
tapi lagi dan lagi hanya kebohongan, tidak di anggap yang ku ketahui pada akhirnya
dan itu adalah hal yang paling menyedihkan buatku
apa aku salah ingin bahagia?
kenapa tiap kali aku bahagia, rasa bahagia tsb dipatahkan?
tidak pantas kah aku mendapat kebahagiaan?
mengapa tiap kali aku berencana memberikan surprise untuk orang yang aku sayang,
selalu saja ada hal yang mendahuluinya dan membuatku sedih
mengapa aku tidak diijinkan mempunyai kenangan indah
aku tiga tahun kuliah, papa pernah janji sama ku ingin datang dan lihat aku wisuda
tapi di tahun kedua papa pergi meninggalkan aku untuk selamanya
dulu aku ingin kasih surprise ke seseorang tahun depan tepat di hari ulang tahunnya,
dirinya pernah bilang aku tidak boleh repot-repot karena aku belum bekerja saat itu
tapi apa yang aku rencanakan itu buyar,
selesai aku wisuda beberapa bulan seseorang tsb tunangan dengan wanita lain,
dan tak lain tahun depan seseorang tsb di hari ulang tahunnya sudah menjadi milik wanita lain
dan sekarang pun begitu,
di saat aku ingin berbagi kabar bahagia pada seseorang yang sempat membuatku bangkit dari keterpurukan,
dan aku ingin mengatakan bahwa aku diterima kerja,
tapi apa yang aku dengar?
dirinya mengutarakan kalimat perpisahan
dirinya mengulur waktu untuk bertemu denganku
bahkan di saat mama ku sakit dan menanyakan dirinya
dirinya tidak hadir, padahal dulu dirinya selalu ada waktu untuk mampir ke rumah
tapi sekarang tidak sama sekali
apa saat itu dirinya beranggapan aku yang ingin bertemu?
tapi aku tahu jawabannya hari ini
begitu tepat di depan mataku
karena hal lain yang membuat dirinya menghindar
kenapa? kenapa tidak bercerita?
setibanya dalam perjalanan pulang pikiranku terbayang semua yang pernah dirinya katakan
janjipun hilang seketika
karena apa yang pernah diucapkan hanya sekedar ucapan
bahkan dirinya lupa semua ucapanku
bahwa aku akan selalu ingat apa yang pernah dirinya ucapkan,
tidak ada lupa sedikitpun
bahkan kalimat manis yang pernah terucap dari dirinya,
seketika lebur dalam dua hari belakangan ini.
aaahhh ternyata benar,
yang manis-manis itu tidak selamanya baik.
rasanya mata ini ingin terlelap dengan lama
dan saat terbangun sudah berada di samping papa.


#09.04.17

Minggu, 02 April 2017

Nothing

Hello April,
Dulu kau bulan yang indah,
Bulan yang aku nanti-nanti meskipun tidak ada kejutan satupun yang datang
Sejak 2013 kau bulan yang berbeda
Tak seindah lagi dulu
Selain karena tidak adanya papa
Namun juga hal lain
Yang tak bisa aku jelasin kepada siapapun
Hanya aku, dia, dia, dan Allah yang tahu
Rasanya hanya bisa memendam seorang diri
Berusaha ceria di depan teman-temanku
Tapi tidak dalam keheningan
Air mata itu selalu menetes
Mengapa tidak ada yang bisa memahami
Mengapa tidak ada yang bisa bertahan tinggal
Pada akhirnya kepercayaan ini semakin melemah
Karena yang di dapat hanyalah sia-sia mempercayai seseorang
Dan saat ini
Rasa ini campur aduk
Rindu namun sedih karena tidak dapat mengutarakannya kembali
Keadaan telah berubah
Ingin tidak ingin keduanya harus tetap berjalan



#02.04.17


Sabtu, 18 Februari 2017

Papa

Pa..
Adek kangen papa. Papa pasti tau apa yang terjadi tanpa adek ceritakan. Adek tau, papa pasti marah sama adek, papa pasti kecewa sama adek, tapi satu hal yang adek yakin, papa pasti akan membimbing adek dari awal sama seperti saat masih bayi, adek yakin papa akan memberikan seribu nasehat yang membuat adek menjadi lebih baik, adek yakin di saat adek terpuruk seperti ini papa akan mendengarkan keluh kesah adek, papa ga akan meninggalkan adek dalam keadaan menangis, karena adek tau papa adalah guru terbaik dalam hidup adek.

Pa..
Apa yang tampak di mata, belum tentu sama dengan di hati. Adek tau adek melakukan hal yang salah, tapi papa pasti bisa merasakan apa yang adek rasakan, meskipun semuanya begitu tenang terlihat, tapi tidak dengan hati ini. Adek tidak akan menuntut apapun dari siapapun, karena adek tau sesuatu yang dilakakukan dengan paksaan tidak akan bahagia, namun apa adek salah adek berharap ingin di dengar, ingin berbagi keluh kesah, ingin diterima apa adanya, dan ingin ada seseorang yang dengan sabar memberikan semangat dan membimbing adek meski tau kekurangan adek, itu semua sudah membuat adek bahagia, apa adek salah pa ingin bahagia seperti itu?

Pa..
Adek ingin ketemu papa, adek ingin papa kembali, adek tau hati adek ga bisa seperti papa, jauh sekali dari sikap baik papa, sebab itu adek akan senang sekali kalau bisa bertemu papa yang bisa menuntun adek, seperti dulu.. Tidak ada seorangpun yang bisa menggantikan papa, papa selalu bisa membuat adek tersenyum lahir dan batin.

Rindu pa.. 😢


#18.02.17

Dentuman

Ini bukan soal baper
Melainkan soal rasa, rasa yang tadinya tidak ada menjadi ada
Disaat dirimu down
Dirinya datang dengan membawa banyak rangkaian
Rangkaian kebahagiaan, menjadi pendengar yang baik, penyemangat, bahkan bisa membuatmu kembali tersenyum lepas
Hingga terdengar satu kalimat dari dirinya ke dirimu
Kaget? Ya..
Bagaimana bisa? Secepat itukah?
Kita baru saling mengenal..
Karena kasihan kah?
Sebab dirinya tau semua tentang dirimu
Begitu banyak pertanyaan hingga akhirnya mencoba mengutarakan 
Dan jawabannya pun menyejukkan hati bagi siapapun yang mendengar, bijak.... ya, bijak sekali.
Hari ke hari
Memutar cara agar perasaan itu tidak boleh muncul
Ada hal yang tidak memungkinkan
Berusaha agar tidak menyakiti perasaan dirinya
Namun rupanya salah, rasa ini mulai tumbuh
Dan akhirnya bersama kita jalani
Meski banyak pikiran yang melintas
Egoiskah dirimu? Hadir di saat di depan dirinya sudah terdapat "kebahagiaan"
Tidak jarang kala itu dirimu mengingatkan dirinya bahwa dirinya sudah bahagia
Yang terjadi kemudian ialah hari tetap berjalan dengan sama-sama membawa rasa
Saling berencana, membicarakan dari a-z, sampai ketidakmungkinan yang seringkali mengundang deg-deg'an
Setelahnya akan kembali ke seperti semula
Bahagia? Saling tertawa? Bercanda-canda? Kebersamaan? Semuanya tentu ada.
Hingga suatu hari semuanya pudar akibat kesalahan fatal dari dirimu ke dirinya
Tentu saja kepikiran tiap malam hingga keluar air mata bahkan sakit kepala
Meminta maaf ialah hal utama yang dilakukan 
Meyakinkan berjanji untuk tidak mengulangi
Siapa yang tidak ingin menjadi pribadi yang lebih baik?
Siapa yang tidak ingin menjadi muslimah yang sesungguhnya?
Sayangnya, semua tidak dapat kembali
Kalimat iya, gpp, tidak akan menutupi keadaan yang kurang baik
Dirinya menghindar, tidak membicarakannya
Janji untuk saling bicara kalau ada apa-apa rasanya terlewati begitu saja
Tapi ini tidak baik, harus ada yang mulai pembicaraan
Siapa sangka, di ujung pembicaraan tersebut
Kalimat itu membangunkan lamunan dan membuka mata dirimu begitu dalam
Dirinya mengakhiri senyuman yang sempat digoreskan pada dirimu
Dirinya lebih memilih pergi, tidak memberikan kesempatan apalagi membimbing dirimu untuk lebih baik
Disaat dirinya tau bahwa dirimu mulai nyaman bersamanya
Dentuman itu kembali terdengar, memulainya dari nol, tanpa ada sebuah hubungan bahkan tidak tau akan lanjut dengan baik-baik saja atau hanya saling diam
Sudah tidak ada lagi panggilan yang terkadang membuat senyum-senyum bahagia
Arrggghhhh rasanya.. belum lama air mata itu berhenti menangisi seseorang
Kini, malam ini air mata itu turun kembali dengan sendirinya
Mungkin ini jawaban dari rasa tidak tega dirimu
Dirimu tidak menutupi bahwa dirimu bahagia bersama dirinya, tapi dirimu juga tidak tega berbahagia diatas orang-orang sekitar dirinya yang seharusnya lebih layak mendapat kebahagiaan tsb


#18.02.17

 

c'est la vie Template by R Dianata